Jalan setapak dan taman yang tampak baru di ganti terlihat indah dan cocok dengan rumah itu. Akhirnya keluarga Manor sampai dirumah baru mereka. salah seorang anak laki-laki bernama Andy berlari kegirangan melihat rumah barunya. “dug!” Andy menabrak seseorang. “aduh maaf pak!” kata Andy. Diperhatikannya orang yang ditabraknya baik-baik. Seseorang itu adalah pria yang memiliki janggut berwarna coklat, berbaju lusuh dan membawa tongkat. “maaf sir, adikku memang ceroboh...” kata Julia menghampiri Andy. “...maaf ya sir” kata Julia melanjutkan. Ibu dan ayah Manor pun menghampiri kedua anaknya itu. Pria tua itu mengenali mereka “kalian keluarga Manor yang ingin membeli rumah ini kan? Selamat datang di Esadore” kata pria tua itu ramah. “Esadore?” kata keluarga Manor bersamaan. “wow, nama yang indah. Sesuai rumahnya” Julia menambahkan. “mari masuk. Akan saya tunjukan isi dan ruangan dirumah ini” kata pria tua itu ramah. “terimakasih, tunggu sir. Nama anda siapa?” Andy penasaran. “nama saya Gandalf tuan kecil” kata pria itu sambil melemparkan senyum rapuhnya, sambil berjalan ke arah rumah indah bernama esadore itu. Keluarga Manor mengikuti langkah Gandalf dari belakang. Halaman depan rumah itu sangat indah. Ada banyak bunga tulip, semak mawar, dan pohon ebonie tumbuh disana. Indah sekali pemandangan di esadore.
Keluarga Manor akhirnya sampai juga didalam. Mereka disambut dengan ruang tamu bernuansa hijau muda pekat yang dindingnya dihiasi dengan lukisan pemandangan laut dan pegunungan yang indah. Kursi dan meja di ruang itu tertata rapih. Begitu juga dengan ruangan lain dirumah itu. “pemilik rumah ini sebelumnya pasti memiliki selera yang bagus..” kata ayah Manor. “siapa namanya?” ayah Manor melanjutkan pertanyaannya. Gandalf berfikir sejenak. “saya tidak tahu tuan. Saya pengurus rumah yang baru” Gandalf menjawab. Wajahnya tampak pucat dan berkeringat. “kau tak apa Gandalf?” Julia memperhatikan. “saya baik-baik saja nona muda. Hanya sedikit haus. Saya akan ke dapur untuk mengambil beberapa kudapan dan teh. Kalian berkeliling saja dulu” Gandalf berlalu meninggalkan keluarga Manor di perpustakaan lantai 2. “bu, bolehkah aku melihat sekeliling rumah ini?” Andy memohon. “boleh, tapi jangan terlalu lama ya, dan berhatihatilah. Julia, kamu ikut dengan Andy”. “baiklah bu...”Julia tampak sangat lesu. Andy memimpin didepan. Julia hanya mengikuti dari belakang sambil melihat koleksi lukisan dan guci di dinding rumah itu. Ruangan demi ruangan di lihat oleh Manor bersaudara. Mereka menemukan ruang makan, ruang keluarga, dan sebuah ruang kosong. “kenapa ini kosong?” tanya Andy. “mana kutahu! mungkin ini ruang serbaguna”.“kelihatannya mencurigakan. Kau yakin ini ruang serbaguna? lalu ada apa disana?”. “dimana?” Julia mencaricari.“di dinding itu” Andy menunjuk kearah yang dimaksudnya. Itu adalah sebuah buku yang ditaruh di rak yang kosong.“kenapa hanya ada satu buku disini? kau yakin di ruang serbaguna terdapat buku dan rak-nya?” Andy sangat penasaran. Andy sangat menyukai misteri.
Julia menyukai petualangan. Mereka sangat cocok disatukan.“mungkin saja ini perpustakaan yang belum selesai” Julia menjawab.“sudah berapa banyak perpustakaan dirumah ini? memangnya 2 saja belum cukup? kau juga tak terlalu menyukai buku kan?” pertanyaan Andy membuat Julia kesal.“mungkin saja. Kau terlalu banyak tanya. Memangnya aku tau asal usul rumah ini? jika ruangan ini memang tidak dibutuhkan, aku bisa minta ibu menjadikan ini kamarku” Julia ketus.“seterah kamu deh. Aku penasaran itu buku apa” kata Andy sambil berjalan kearah buku mencurigakan tersebut. Saat ingin meraihnya, tiba-tiba terdengar suara tapak kaki dari lorong rumah itu.“Julia! siapa itu?” Julia mengangkat bahunya. Semakin dekat..Langkah kaki itu semakin dekat dan dekat. Wajah Julia dan Andy pucat pasi. Mereka membelakangi pintu yang menghubungkan lorong dan ruang kosong tersebut. Andy mengurungkan niatnya mengambil buku tersebut. Langkah itu semakin dekat hingga terdengar sudah sampai didekat pintu. “hey! apa yang kalian lakukan disini? saya telah mencari kalian kemana-mana. Ayo kita ke ruang keluarga. Saya telah membuatkan teh dan kue jahe” Ternyata suara kaki itu adalah Gandalf. “ternyata itu kau! menakuti saja!” Andy mengatur nafasnya, begitu juga dengan Julia. “kau harus belajar tentang sopan santun anak muda” Gandalf agak kesal dengan Andy. “minta maaflah dengannya Andy!” Julia berusaha bersikap sopan. “maafkan aku Gandalf” Andy khilaf dan menundukan kepalanya kearah Gandalf. “baiklah. Ayo, kalian tidak mau teh dan kuenya dingin kan?” Gandalf membimbing Andy dan Julia ke ruang keluarga. Sesampainya di sana.. “darimana saja kalian? ibu, ayah dan Gandalf mencari kalian daritadi” ibu Manor tampak kesal .
“darimana saja kalian?” ibu manor tampak tak senang. “aku dan Andy hanya berkeliling bu” Julia membela diri. “tapi kau dan Andy pergi terlalu lama. Ibu dan ayah khawatir. Untung ada Gandalf” Andy dan Julia menunduk. “kami minta maaf bu” kata Julia dan Andy bersamaan. “sudahlah ayo makan dulu” Gandalf menengahkan. Julia dan Andy duduk di sofa ruang tamu rumah yang bernama Esadore itu. Mereka menikmati kue jahe dantehnya. “hmm, rasanya enak sekali Gandalf” kata Andy yang dimulutnya penuh kue. Gandalf, ibu dan ayah hanya tertawa. “menjijikan,dasar aneh” Julia menyipitkan matanya yang bewarna hijau tua pekat. “hei apa katamu tadi?” Andy terlihat marah. “kau tuli ya? aku bilang kalo kau aneh dan menjijikan” Julia menjulurkan lidahnya. “awas kau...!” Andy terhenti saat ingin menyerang Julia. “sudahlah, kalian mau kalau ayah tidak memberikan liburan?” Julia dan Andy tentu tidak mau. “oh,tidak! kumohon ayah” Andy menatap ayah dengan penuh kasihan. “yang benar saja?”
Julia kaget “ayah kau tidak mungkin tega” melajutkan. “bisa saja” ayah menatap Julia dan Andy enteng. “oh tidak ini semua ulahmu!”.“kau yang mulai duluan!” Julia dan Andy saling menyalahkan. “ayah akan menarik kata-kata ayah jika kalian tidak saling bertengkar” Julia dan Andy kembali diam. Suasana hening dalam beberapa detik. “ibu tadi aku dan Andy melihat sebuah ruang kosong yang lumayan luas. bolehkah aku menjadikannya kamarku?” Julia memecahkan keheningan. “dimana letaknya?” ibu bertanya. “di lantai atas dekat perpustakaan, boleh ya bu?” Julia memohon. Baru saja ibu membuka mulut untuk bicara...“dimana kau bilang tadi?” Gandalf mencondongkan wajahnya. “di lantai atas dekat perpustakaan” Julia menjawab, Gandalf terdiam mendengarnya.“ada apa Gandalf? ada yang salah dengan ruangan itu?” Julia menunggu jawaban dari Gandalf. diapun tersadar “ah,tidak ada kok. i iya, ruangan itu memang bagus. cocok untuk kamarmu Julia”
Gandalf terlihat mecurigakan. Julia dan Andy saling berpandangan. Wajah Gandalf pucat pasi. “hey kau yakin tidak apa-apa?” Andy menatap wajah Gandalf tajam. “tidak apa-apa tuan kecil” Gandalf tersenyum kecil, wajahnya tidak bisa membohongi Julia dan Andy yang cermat. “saya harus pergi tuan dan nyonya. ada hal penting. permisi” Gandalf meninggalkan keluarga manor di ruang tamu yang indah itu. “Julia, kau tau dia kenapa?” Andy penasaran. “tidak, bagaimana denganmu?” Julia b balik bertanya.“aku juga tidak tau”.“sudahlah”.“jadi, ayo kita masukan barang-barang ke dalam kamar masing-masing” ayah mengubah topik pembicaraan. “sekarang?” Andy tak bersemangat. “minggu depan...jelas sekarang Andy!ayo jangan malas begitu” ayah menarik lengan Andy sampai bangkit dari sofa. “come on” Andy lesu sekali.
***
Julia sampai dikamarnya dia menghempaskan tubuhnya dikasurnya, sambil menatap langit-langit kamar yang dicat biru muda. lalu bangun dalam keadaan duduk.
Julia kaget “ayah kau tidak mungkin tega” melajutkan. “bisa saja” ayah menatap Julia dan Andy enteng. “oh tidak ini semua ulahmu!”.“kau yang mulai duluan!” Julia dan Andy saling menyalahkan. “ayah akan menarik kata-kata ayah jika kalian tidak saling bertengkar” Julia dan Andy kembali diam. Suasana hening dalam beberapa detik. “ibu tadi aku dan Andy melihat sebuah ruang kosong yang lumayan luas. bolehkah aku menjadikannya kamarku?” Julia memecahkan keheningan. “dimana letaknya?” ibu bertanya. “di lantai atas dekat perpustakaan, boleh ya bu?” Julia memohon. Baru saja ibu membuka mulut untuk bicara...“dimana kau bilang tadi?” Gandalf mencondongkan wajahnya. “di lantai atas dekat perpustakaan” Julia menjawab, Gandalf terdiam mendengarnya.“ada apa Gandalf? ada yang salah dengan ruangan itu?” Julia menunggu jawaban dari Gandalf. diapun tersadar “ah,tidak ada kok. i iya, ruangan itu memang bagus. cocok untuk kamarmu Julia”
Gandalf terlihat mecurigakan. Julia dan Andy saling berpandangan. Wajah Gandalf pucat pasi. “hey kau yakin tidak apa-apa?” Andy menatap wajah Gandalf tajam. “tidak apa-apa tuan kecil” Gandalf tersenyum kecil, wajahnya tidak bisa membohongi Julia dan Andy yang cermat. “saya harus pergi tuan dan nyonya. ada hal penting. permisi” Gandalf meninggalkan keluarga manor di ruang tamu yang indah itu. “Julia, kau tau dia kenapa?” Andy penasaran. “tidak, bagaimana denganmu?” Julia b balik bertanya.“aku juga tidak tau”.“sudahlah”.“jadi, ayo kita masukan barang-barang ke dalam kamar masing-masing” ayah mengubah topik pembicaraan. “sekarang?” Andy tak bersemangat. “minggu depan...jelas sekarang Andy!ayo jangan malas begitu” ayah menarik lengan Andy sampai bangkit dari sofa. “come on” Andy lesu sekali.
***
Julia sampai dikamarnya dia menghempaskan tubuhnya dikasurnya, sambil menatap langit-langit kamar yang dicat biru muda. lalu bangun dalam keadaan duduk.
Julia menatap sesuatu yang tadi dilihatnya bersama Andy. Julia masih penasaran dengan buku yang hanya satu-satunya diruangan itu. Julia menurunkan kakinya dari kasur dan menapakkannya di lantai. Julia berjalan perlahan kearah buku itu dia berjinjit dan berusaha meraihnya. Saat hampir meraih buku itu tiba-tiba...“hey Julia!”.“AAAAAA!” Julia kaget bukan main. Ternyata itu adalah suara Andy dibalik pintu kamarnya. “Julia! bolehkah aku masuk?” Andy berteriak. “apa maumu?” Julia belum membukakan pintu untuk Andy. “hey aku menemukan sesuatu” kini Andy memelankan suaranya. “apa itu?” Julia masih belum membukakan pintu. “kau harus melihatnya! buka dulu pintu kamarmu” Andy mengeraskan suara pada 4 kata terakhirnya. “oke baiklah” Julia membuka pintunya. Andy masuk sambil memegang kantong piyamanya. Andy memang suka memakai piyama habis mandi sore. “tadi kau bilang kau menemukan sesuatu” Julia tak sabar. “ya! ini dia!” Andy mengeluarkan sesuatu dari kantong piyamanya.
“apa ini? hanya batu? kau bercanda! haha” Julia tertawa. “hey! perhatikan baik-baik, ini batu kristal!” Julia menghentikan tawanya dan memerhatikan batu itu. “kau menemukannya dimana?” Julia sedikit penasaran. “di halaman belakang rumah ini. aku melihatnya bewarna biru di dalam kolam. kukira uang 50 sen” Andy mejelaskan. “coba sini ku lihat” Julia mengambilnya dari tangan Andy dan memperhatikan batu itu teliti. “anehnya saat ku ambil keluar kolam, batu itu tidak biru lagi” Andy memperjelas. Julia masih memperhatikan batu itu sambil mengangguk. “hey coba lihat ini!” Julia menunjukan permukaan batu itu. “ada tulisan disini. tapi aku tidak mengerti artinya” Julia menyimpan tangannya di dagunya. Dia tidak mengerti arti dari tulisan itu. “mungkin itu bahasa negara lain” Andy menyambar semangat. “mungkin juga” tidak terasa sudah pukul 10 malam. “aku akan mencari tau artinya besok di perpustakaan. aku sudah mengantuk. kau yang simpan ini” Julia memberikan batu tersebut.
Julia mengantarkan Andy sampai ke pintu kamarnya. “malam Julia”.“malam Andy” Julia tersenyum menutup pintunya dan kembali menghempaskan tubuhnya di kasur. Julia langsung tertidur diapun melupakan buku dikamarnya. Begitu pula dengan Andy.
***
keesokan paginya ibu membangunkan Julia dan Andy. Julia sudah bangun terlebih dahulu dibanding Andy. Akhirnya Andy bangun juga. “ayo makan sarapan kalian” ibu manor berseru. “iya buuu” mereka berdua tampak masih ngantuk sekali. Andy berjalan tanpa membuka matanya alhasil dia menabrak tembok diruang makan. “hey hati-hati kalau jalan” Julia berseru. “aww sakit!” Andy memegangi keningnya yang sakit. “haha dasar aneh!” Julia tertawa. “sudah puas menertawakanku?” Andy kesal dan menyikut Julia yang masih tertawa. “aww! sakit tau” mengusap-usap tangannya. “hey hey, kalian tidak ingat yang ayah bilang?” Julia dan Andy berusaha mengingat yang dikatakan ibu. “ah iya!” Julia menatap Andy “kalau ketahuan bagaimana? eh, dimana ayah?”
Mereka saling berpandangan “bu, ayah dimana?” Andy meminum susunya. “ayah berangkat kerja sayang” kata ibu dengan lembut. “whaat? ini kan sudah libur musim panas. kenapa ayah masih bekerja” Julia mengadah ke arah ibu manor. “ayah bilang masih ada yang harus dikerjakan jadi, ayah harus menyelesaikannya” ibu menjelaskan. “oh jadi begitu, ibu apakah hari ini kita akan berlibur ke suatu tempat?” Julia berharap. “ke pantai? ke taman ria? kebun binatang? ayo ayo!” Andy terlihat bersemangat sekali. Wajah mereka berdua sangat riang. ibu menghampiri mereka berdua dan duduk di meja makan bersama mereka wajahnya tidak terlihat seperti mereka “maaf sayang, ibu harus mengurus surat-surat rumah ini” wajah Julia dan Andy mendadak muram. “maaf ya sayang mungkin besok atau lusa” ibu tersenyum mengelus kepala Julia dan Andy. “oh ibuu, tidak seru”.“aku tidak mau dirumah seharian seperti ini” mereka berdua terus-menerus mengeluh. ibu hanya tersenyum ke arah dapur. “aku ada ide!”
Andy tersenyum memamerkan gusinya. "apa itu?" Julia mendekatkan kursinya ke kursi Andy. "kemarin kan aku menemukan batu kristal itu. bagaimana kalau.." belum selesai berbicara ibu manor menyuruh mereka mandi dulu. "Julia, Andy! ayo mandi dulu!" ibu teriak dari arah dapur. "iya buu!" kata Julia dan Andy berbarengan. "jadi bagaimana?" Julia menanyakan hal soal tadi. "akan kujelaskan sehabis aku mandi" Andy langsung menggigit roti terakhirnya, dan bergegas mengambil handuk lalu mandi. "hey aku dulu!" Julia mencegat Andy. "tidak aku dulu saja! kalau kau duluan pasti akan lama!" Andy mendorong Julia. "justru itu!"."tapi kan aku duluan! minggir sana!" Julia dan Andy saling mendorong satu sama lain. ibu manor menghampiri mereka "hey ada apa ini?". "dia duluan!" saling menunjuk. "sudah-sudah! kamar mandi dirumah ini ada 3. kenapa harus berebut?" Julia dan Andy baru menyadarinya saat ibu berkata seperti itu. Mereka masih teringat dengan rumah kecil mereka dulu. Ayah manor mendapatkan pekerjaan baru yang lebih menguntungkan dari sebelumnya. akhirnya mereka membeli rumah baru yang lebih besar. "oh iya" Julia dan Andy saling berpencar. setelah mereka mandi. mereka mulai membicaraan hal tadi. "Jadi bagaimana?" Julia bertanya sembari menyisir rambutnya yang masih kusut karena habis keramas. "katamu hari ini kamu mau mencari arti kata di permukaan batu kristal itu" Julia berhenti menyisir rambutnya dan menarik tangan Andy ke perpustakaan "ayo!". saat sampai diperpustakaan Julia dan Andy membagi tugas mencari buku yang dimasud. beberapa jam kemudian.."hey aku menemukannya" Andy mengangkat sebuah buku yang berjudul kumpulan bahasa kuno. Julia menghampiri Andy yang berada di sudut ruangan. "kau hebat!" Julia memuji Andy sambil mengacak rambutnya. "aduuh!" Andy merapihkan rambutnya kembali. Julia dan Andy duduk bersebelahan di sebuah sofa penasaran dengan apa yang akan mereka baca. "ini dia, hurufnya sama!" sela Andy. "sini batu dan bukunya" Julia berusaha mencocokan. "disini tertulis....r.u..a..ng..rah..a..s..ia..ter..da..p..at.." Julia sangat teliti. "apa artinya?" Andi kembali menyela. "aku sedang berusaha menemukannya! pa..d..a..sat..u..b..uku" Julia menysun kata-kata tersebut. "RUANG RAHASIA TERDAPAT PADA SATU BUKU!!" Julia berseru. "apa artinya?" Andy berfikir begitun denga Julia. "aku tau!! ayo ikuti aku!"
Julia menarik tangan Andy ke kamarnya. “hei, kenapa ke kamarmu?” Andy masih belum mengerti maksud Julia.
“kau tak ingat sebuah buku di rak itu?” Julia menunjuk kearah yang dimaksudnya.
“lalu kenapa?” Andy mencoba mengingatnya. Julia tampak kesal.
“sini!” Julia kembali menarik tangan adiknya itu, dan berjalan mendekan ke sebuah buku itu. Julia meraih buku itu dan menariknya kebawah. tiba-tiba...“clek”.
“apa yang kau..” Andy tidak melanjutkan kalimatnya. tembok kamar Julia pun bergetar, dan salah satu sisi disebelah sebuah buku itu berubah menjadi sesuatu.
“oh astaga, apa yang terjadi?” Julia dan Andy mundur menjauhi sisi tembok itu. Julia masih mengenggam buku dan batu kristal di tangannya. “wuuussh” terdengar suara seperti pesawat yang mendarat. Akhirnya suara itu berhenti juga. Julia dan Andy masih menerka-nerka apa itu. sekumpulan asap putih menghalangi asal suara itu. saat asap putih itu mulai pudar Julia dan Andy berjalan mendekat. mereka melihatnya ternyata itu adalah
“kau tak ingat sebuah buku di rak itu?” Julia menunjuk kearah yang dimaksudnya.
“lalu kenapa?” Andy mencoba mengingatnya. Julia tampak kesal.
“sini!” Julia kembali menarik tangan adiknya itu, dan berjalan mendekan ke sebuah buku itu. Julia meraih buku itu dan menariknya kebawah. tiba-tiba...“clek”.
“apa yang kau..” Andy tidak melanjutkan kalimatnya. tembok kamar Julia pun bergetar, dan salah satu sisi disebelah sebuah buku itu berubah menjadi sesuatu.
“oh astaga, apa yang terjadi?” Julia dan Andy mundur menjauhi sisi tembok itu. Julia masih mengenggam buku dan batu kristal di tangannya. “wuuussh” terdengar suara seperti pesawat yang mendarat. Akhirnya suara itu berhenti juga. Julia dan Andy masih menerka-nerka apa itu. sekumpulan asap putih menghalangi asal suara itu. saat asap putih itu mulai pudar Julia dan Andy berjalan mendekat. mereka melihatnya ternyata itu adalah
“sebuah pintu?” Julia dan Andy tersontak berbarengan.pintu itu bewarna coklat tua pekat yang terbuat dari kayu jati dan permukaannya sudah tampak tua dan kuno. saat itu ibu manor sudah pergi untuk mengurus surat-surat rumah itu.
“sejak kapan? um maksudku kenapa pintu?” Julia masih terlihat kaget. Andy tampak senang melihat pintu itu. “wow, ini hebat Julia!” Andy menghampiri pintu itu dan menyentuhnya perlahan. diatas permukaan pintu itu ada sebuah lubang mata kunci berbentuk lingkaran kecil, dan huruf kuno yang timbul di permukaannya.
“hei Julia! lihat ini!” Andy menunjuk kearah yang dimaksudnya. Julia mendekat dan melihat yang dimaksud Andy.
“tulisan kuno lagi?” Julia menyentuh huruf demi huruf di permukaan pintu itu.
“jenis hurufnya sama!” Julia mencocokannya dengan buku kumpulan bahasa kuno yang mereka dapatkan di perpustakaan. Andy juga melihat ke arah pintu dan buku bolak-balik.
“bagaimana cara membukanya?” Andy mendorong pintu itu.
“disini tertulis..”
Julia berusaha membacanya, Andy memperhatikan Julia dan menunggu kalimat selanjutnya.
“s..esu..at..u..yan..g..i.nd..ah..saat..kr..i..stal..b..ir..u..disat..uk..an..” Julia berhenti sejenak dan menyusun kata-kata itu. “apa artinya?” Andy penasaran.
“tunggu, artinya SESUATU YANG INDAH SAAT KRISTAL BIRU DISATUKAN!” mereka saling memandang.
“aku tidak mengerti” Julia melanjutkan.
“mungkin jika menemukan artinya kita bisa membuka pintu ini” Andy kembali mendorong pintu itu. sedangkan Julia masih memikirkan arti kata di pintu itu.
“sesuatu yang indah saat kristal biru disatukan, hmm” bisik Julia.
“kristal biru..hmm” Julia melanjutkan kata-katanya.
“aha! aku tahu! jika batu kristal ini..” Julia melihat batu itu.
“disatukan ke lubang mata kunci itu maka ada sesuatu yang indah dibaliknya!” mata Julia dan Andy berbinar.
“mungkin juga! tunggu apa lagi!” Andy tersenyum girang. Julia mencocokan batu kristal dan memutarnya.
“ckleek!” pintunya terbuka
ada sedikit cahaya putih dibalik celah kecil pintu itu. terang sekali Andy mengira ada ribuan lampu dibalik pintu itu.
“kau duluan!” kata mereka berbarengan. “ladies first!” Andy mendorong Julia yang tadi mundur.
“hey! ayo kita bersama-sama” Julia menggandeng lengan Andy dan mencondongkan wajahnya ke celah tersebut.
“cleeeek...” Andy membuka pintunya lebih lebar. cahaya putih itu semakin terang. hingga menyilaukan mata mereka.
“silau sekali!” Julia menyimpan telapak tangannya di atas alis. cahaya itupun lambat laun hilang. mereka dapat melihat keadaan dengan lebih jelas sekarang.
“apa ini? hanya ruang kosong? untuk apa?” Julia dan Andy ternganga dengan apa yang dibalik pintu. itu hanya ruang kosong.
“apa tidak mungkin! maksudku, sesulit ini hanya ruang kosong?” Julia memejamkan matanya dan membukanya lagi.
“aneh sekali! kukira ada pantai dibalik pintu ini!” Andy terlihat kesal. tapi,tiba-tiba ada sebuah cahaya putih lagi dan menyilaukan mereka.
“aduuuh” Julia dan Andy menutup mata mereka. cahaya itu kemabali memudar. Julia dan Andy membuka sela-sela jarinya perlahan. mata mereka terbelakak tak percaya.
“wooooow” Julia dan Andy tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. “tempat ini hebat!” Andy menarik kata-katanya yang tadi.
“aku tak percaya” Julia mengucek matanya berkali-kali. hingga dia sadar bahwa ini bukan mimpi. ya, ruang kosong dibalik pintu tadi berubah menjadi pantai dengan pasir putih dan air yang jernih. terumbu karang dan ikan laut pun dapat terlihat dari permukaan air.
“hebat sekali! padahal baru saja aku memikirkan sebuah pantai seperti ini” Andy tersenyum girang dan berlari ke tepi pantai.
“bagaimana bisa?” Julia berbisik dalam hatinya, sambil memandang Andy dari kejauhan.
“hei Julia! ayo! kau tidak mau melewatkan ini kan?” Andy sudah melepas sepatunya, baju dan celananya basah. Julia berlari menghampiri Andy. saat mereka bersenang-senang ada suara dibalik semak.
“kruusssuk!” mereka saling memandang.
“kruuussuk kruuusssuk!” suara itu datang lagi dari semak-semak.
“kau dengar itu?” Julia menengok kearah semak. “ya, aku dengar! jelas sekali!” Andy berhenti berenang dan mendekat ke Julia.
“ayo kita cek!” Julia menarik lengan Andy.
“hah apa? aku tidak berani! kau saja Julia!” Andy melepaskan tangannya dari Julia, dan mundur beberapa langkah.
“yampun! kau penakut sekali! yasudah ayo!” Julia kembali menarik lengan Andy dan menggandengnya. mereka mendekat dengan cara mengendap-endap. Andy berada dibelakang Julia dan menyimpan wajahnya dibelakang bahu Julia.
“kreseek kreseek!” suara itu terdengar lagi, dan kali ini semak itu terlihat bergerak. seperti ada yang bersembunyi dibaliknya.
“Julia..kurasa, ini bukan ide yang bagus” Andy mempererat gandengannya.
“ayolah Andy jangan takut begitu. kau itu anak laki-laki” Julia mengerutkan keningnya. semak itu terus bergerak dan mengeluarkan suara. saat Julia dan Andy sangat dekat, tiba-tiba ada sesuatu yang keluar dari semak itu.
tiba-tiba ada sesuatu yang keluar dari semak itu. Julia dan Andy mundur beberapa langkah. ada 2 sosok bayangan yang tampak mendekat dan semakin dekat. tiba-tiba..
“holla!” salah satu sosok itu berbicara. “WAAAAA! jangan makan kami! daging kami tidak enak! WAAAAA!” Julia dan Andy melompat dan berpelukan sangat erat.
“hei! tenang saja! kami tidak akan memakan kalian” salah satu sosok itu berbicara. Julia dan Andy masih menutup matanya.
“buka mata kalian, kami tidak mengginggit”
Julia dan Andy membuka matanya perlahan. sosok itu ternyata adalah 2 orang kerdil yang satu anak laki-laki dan satu lagi anak perempuan.
“phew! untung saja! kukira monster atau apa” Andy mengatur nafasnya.
“namaku Krum..”
“namaku Ellie..”
“kami berdua kembar!” Krum dan Ellie mengucapkannya dengan kompak. itu membuat Julia dan Andy takjub.
“wow, lucu sekali dua bayi ini” Julia memegang kedua pipi Krum dan Ellie.
“kami anak-anak!” Krum dan Ellie bersamaan.
“kami adalah kurcaci” kata Ellie.
“kurcaci?” kata Julia dan Andy bersamaan.
“yup!” Kurm dan Ellie mengangguk. “nama kalian siapa? darimana asal kalian? apakah dari dunia manusia?” Ellie melontarkan berbagai pertanyaan.
“namaku Julia dia Andy..” Julia menunjuk Andy.
“kami berdua berasal dari balik pintu itu, tentu saja kami manusia” Andy menunjuk pintu rahasia yang tertutup. Julia berlutut dan memegang pundak Krum, karena Krum hanya setinggi pinggang Julia saja.
“kalian berdua berasal dari mana?” Julia memandang Krum dan Ellie.
“kami berasal dari suku edora” senyum Krum mengembang.
“kalian tau tempat apa ini?” Andy menatap sekeliling.
“ya! tentu saja! selamat datang di esadore” Ellie tersenyum dan membentangkan lengan kecilnya ke samping.
“tunggu dulu, tempat ini bernama esadore?” Julia menatap Ellie.
“ya! tempat terindah, dan terbaik yang pernah ada” Ellie memamerkan gusinya.
“Gandalf bilang, rumah kita yang benama esadore” Andy memasang wajah bingung.
“Andy! jangan-jangan Gandalf………”
Andy menatap Julia penasaran.
“hey, ayo kita berkeliling esadore! kami akan perkenalkan pada suku edora lainnya” Krum dan Ellie menarik tangan Julia dan Andy. Julia tidak melanjutkan kata-katanya. “ta..ta..pi” Julia terbata-bata.
“ayolah Julia” Ellie tetap menarik tangan Julia. begitupun dengan Krum dan Andy. mereka dibawa ke dalam hutan. tanpa disadari Julia dan Andy meninggalkan buku bahasa kuno dan batu kristal biru di tepi pantai.
Julia dan Andy hanya melihat hutan belantara sejauh ini.
“Krum, kapan kita akan sampai?” Andy menatap Krum yang menggandengnya.
“sebentar lagi” Krum tersenyum kecil.
tidak lama mereka berjalan lagi Julia dan Andy melihat gerbang yang sangat besar yang terbuat dari kayu pohon. gerbang itu terlihat sangat kuat dan di permukaan gerbang itu ada huruf “M”.
“apa itu?” Andy menunjuk gerbang itu. Krum dan Ellie saling memandang.
“itu..um” Ellie mendekat kan wajahnya.
“itu adalah..” Ellie berbisik sangat pelan.
“itu adalah..gerbang perbatasan antara suku edora dan makhluk mengerikan” Ellie berbisik saat mengucapkan dua kata terakhirnya.
“makhluk mengerikan seperti apa?” Julia dan Andy tampak penasaran dan sedikit takut. saat itu di hutan sangatlah sunyi dan berangin. “makhluk itu bengis, pemakan segala, memiliki gigi-gigi yang tajam, dan cakar yang berbisa” Krum menjelaskannya panjang lebar. Julia memegang lengan Andy erat-erat.
“mengerikan” Andy gemetaran.
“sebenarnya makhluk apa itu?” Julia penasaran.
“itu adalah komplotan anak buah Mozart..” Ellie terdiam tidak melanjutkan kalimatnya.
“sekelompok tikus!” Krum melanjutkan.
“AAAAA!” karena terbawa cerita Julia dan Andy tersontak kaget.
“ssst! pelankan suara kalian” Ellie menenangkan.
“tadi kau bilang tikus kan? hah tikus? maksudku, bagaimana bisa kalian takut pada makhluk kecil bau itu!” Andy menaikan sebelah alisnya dan berdiri tegak.
“tikus itu mengerikan Andy!” Julia menutup matanya
“ini berbeda..” Krum melanjutkan
“maksudmu berbeda?” Andy kembali berlutut mensejajarkan tubuhnya.
“sudahlah, disini tidak aman! ayo kita ke desa dulu” Ellie memecahkan suasana menegangkan itu. “phew! yasudah ayo!” Krum dan Ellie membimbing dua anak manusia itu ke dalam hutan. Julia dan Andy hanya celingak celinguk. akhirnya mereka melihat sebuah gua yang berukuran tidak terlalu besar. pintu masuk gua itu kecil sekali. kira-kira setinggi tubuh kurcaci ukuran dewasa yang hanya setinggi dada Julia dan Andy saja. Ellie mengambil sesuatu dari kantong bajunya. itu adalah toples besisi 5 buah kunang-kunang, yang akan menerangi mereka.
“aduh, tidak muat!” Julia menundukan kepalanya. sedangkan Krum dan Ellie tidak perlu menunduk.
mereka menyusuri gua yang ukurannya makin lama makin besar kedalam. Julia dan Andy tidak perlu menunduk lagi sekarang. ada seberkas cahaya dari ujung gua itu. mereka makin penasaran saja. akhirnya mereka sampai didalam pusat gua itu. tiba-tiba ada yang menghampiri.
Julia dan Andy menduga bahwa itu adalah dua kurcaci dewasa, yang satu perempuan yang satu laki-laki.
dua kurcaci dewasa itu menghampiri mereka. pertama menatap Julia dan Andy dengan tatapan aneh, lalu menatap Krum dan Ellie.
Krum dan Ellie tampak tidak asing dengan wajah dua kurcaci dewasa itu. sedangkan kurcaci-kurcaci lain di tempat itu menatap Julia dan Andy dengan tatapan tidak percaya.
dua kurcaci dewasa itu menarik tangan Krum dan Ellie melihatnya dalam-dalam dan berbisik."apa yang mereka bicarakan?" Andy berbisik kepada Julia.
"aku juga tidak tau" Julia balik berbisik pada Andy tapi tatapannya melihat kearah lain.Julia melihat sekeliling sudut gua itu. terlihat rumah para kurcaci yang berbentuk jamur berderet. Julia melihat satu-satu jalan setapak di gua itu. matanya terhenti saat melihat pohon besar yang memiliki daun keemasan, berada di tengah-tengah rumah-rumah kurcaci tersebut."lihat itu!" Julia menunjuk kearah yang dimaksudnya sembari berbisik.
"keren sekali!" Andy mengikuti arah tangan Julia.sementara itu..
"hi bu! hi ayah!" Krum dan Ellie tersenyum. tetapi, orang tua mereka tida membalas senyuman mereka. ternyata dua kurcaci dewasa tadi adalah orang tua Krum dan Ellie.
"siapa mereka?" Ayah Krum dan Ellie menatap mereka dalam-dalam.
"mau apa mereka kemari?" Ibu mereka melanjutkan."tunggu,kami akan menceritakan semuanya!" Krum memulai.. "saat kami sedang ingin mencari ikan di pantai, tiba-tiba kami melihat mereka di tepi pantai sedang berenang. kemudian kami mengendap-ngendap di semak karena ingin melihat mereka lebih dekat. mereka pun menghampiri kami, dan kami pun berkenalan disana" Krum menjelaskannya panjang lebar."mereka tidak berbahaya kok bu. malah mereka kira kami yang akan memakan mereka" Ellie melanjutkan.
"kalian ingat kan apa yang terjadi saat manusia mengunjungi kita?" kata ibu mereka lembut."tapi Julia dan Andy tidak begitu bu!" suara Ellie agak keras saat mengucapkan kalimat itu.
mata Julia dan Andy pun terarah ke Krum dan Ellie."ada apa?" Julia yang tidak nyaman karena merasa di bicarakan, akhirnya menghampiri Krum, Ellie dan orang tua mereka.
"apa yang kalian bicarakan tadi?" Julia menatap mereka tajam.
"apa yang kalian bicarakan tadi?" Julia menatap mereka tajam.
"tidak ada" Ellie terlihat pucat.
"kau serius?" Andy menaikan sebelah alisnya.
"ya! tentu saja!" Krum tersenyum.
setelah merasa pembicaraan mereka dengan orang tuanya telah selesai. akhirnya Krum dan Ellie mengajak Julia dan Andy bermain di gua suku edora.
pertama Julia dan Andy dikenalkan kepada penduduk suku edora lalu mereka bermain-main bersama kurcaci-kurcaci lain di seitar gua. karena keasyikan, tidak terasa hari sudah mulai sore.
"Andy, ayo kita pulang. nanti ibu dan ayah akan cemas" Julia menyudahi permainannya.
"oh iya aku sampai lupa! ayo!" Andy menyahut.
"kalian mau kemana?" salah satu kurcaci teman baru mereka bertanya.
"kami mau pulang. besok kami kesini lagi ya!"
"kami antar ya?" Krum menawarkan bantuan.
"baiklah..ayo!" Julia dan Andy melambaikan tangannya kearah kurcaci-kurcaci lain. tidak terasa, baru sebentar mereka berada di sana, mereka sudah mengenal dan akrab dengan penghuni suku edora.
Julia, Andy bersama Krum dan Ellie menyusuri hutan yang hanya diterangi bulan dan kunang-kunang. mereka tidak sabar menceritakan kejadian ini pada ibu dan ayah manor, terutama Gandalf..
"nah sudah sampai. selanjutnya kalian sendiri saja ya. ibu dan ayahku melarang kami masuk ke dunia manusia" Ellie tersenyum lebar.
"baiklah...ayo Andy" Julia memegang daun pintu rahasia itu menggerakannya kebawah dan menariknya. tapi pintunya macet dan tida bisa terbuka. Julia berusaha sekuat tenaga membukanya.
"ada apa Julia?" Andy yang melihat Julia kebingungan.
"pintunya tidak bisa terbuka!!" Julia pun mulai panik.
"aduh bagaimana ini?" Julia melanjutkan, mukanya terlihat sangat panik.
"aduh bagaimana ini?" Julia melanjutkan, mukanya terlihat sangat panik.
"sini aku coba" Andy menggeser Julia, dan berusaha membuka pintu itu.
satu-satu dari mereka mencoba membuka pintunya dan tetap tidak berhasil.
Julia dan Andy hampir putus asa dan ketakutan.
"sudahlah, kami akan membantu mencari jalan keluarnya" Ellie menenangkan mereka.
"bagaimana cara kalian membuka pintu ini pada saat kalian masuk tadi?" Krum angkat bicara.
"dengan menggunakan batu kristal biru..." Julia menjawab, keadaan sunyi sejenak.
"tunggu! dimana batu kristal biru yang kau pegang tadi?" Andy tersadar saat Julia mengatakan hal tadi.
"hah! aku lupa! aku meninggalkannya di tepi pantai bersama sepatu kita!" Julia tersontak kaget.
"dimana tepatnya?"
"disana! ayo!" Julia menunjuk ke arah yang dimaksudnya.
Andy, Krum dan Ellie mengikutinya dari belakang.
"dimana?" mata Andy mencari-cari.
"disini" Julia meraba-raba pasir pantai yang putih itu.
"oh tidak! batunya hilang!" keadaan makin panik saja saat Julia melanjutkan bicaranya.
"aku hanya menemukan buku ini dan sepatu kalian!" Ellie mengangkat buku bahasa kuno dan sepasang sepatu Julia dan Andy.
"oh tidak! bagaimana kita bisa pulang?" Andy main takut saja.
"pasti ada yang mengambilnya dari sini!" mata Krum mencari-cari sesuatu.
Julia dan Andy pun juga.
"lihat ini! ada sebuah jejak!" Julia menyusuri jejak itu dengan matanya.
"kearah sana" Julia melanjutkan sambil menunjuk kearah hutan.
Andy, Krum dan Ellie menghampiri Julia.
"aku tau jejak ini...."
Krum terkejut.
Julia dan Andy menunggu kata-kata selanjutnya.
“ini adalah jejak kaki para tikus!” Krum melanjutkan, Julia dan Andy terbelakak.
“iya! tidak salah lagi! mereka tadi kesini dan mengambil batu kristal biru!” mendengarnya Julia dan Andy tidak dapat bergerak.
“oh yaampun” Ellie berfikir.
“kau tau apa artinya itu?!” Andy menggigit bibirnya.
“kita tidak bisa pulang selamanya Julia!” Andy melanjutkan dan memeluk lengan Julia.
“ada yang lebih parah dari itu!” semua menengok kearah Julia.
“Mozart dan anak buahnya bisa masuk ke dunia manusia!” semua panik.
malam pun menjelang. Julia, Andy, Krum dan Ellie berfikir keras.
“Julia, aku takut” Andymenggoyang-goyangkan lengan Julia.
Julia tidak tau apa yang akan dilakukannya. dia hanya dapat menenangkan adiknya dan suasana mengerikan ini.
“tenang saja Andy, aku akan berusaha membawa kita keluar dari sini” Julia mengelus kepala Andy.
“ada dua jalan keluar untuk masalah ini..” semua menatap Krum.
“benarkah?” mata Julia berbinar. Julia dan Andy menunggu kata-kata selanjutnya.
“ini adalah jejak kaki para tikus!” Krum melanjutkan, Julia dan Andy terbelakak.
“iya! tidak salah lagi! mereka tadi kesini dan mengambil batu kristal biru!” mendengarnya Julia dan Andy tidak dapat bergerak.
“oh yaampun” Ellie berfikir.
“kau tau apa artinya itu?!” Andy menggigit bibirnya.
“kita tidak bisa pulang selamanya Julia!” Andy melanjutkan dan memeluk lengan Julia.
“ada yang lebih parah dari itu!” semua menengok kearah Julia.
“Mozart dan anak buahnya bisa masuk ke dunia manusia!” semua panik.
malam pun menjelang. Julia, Andy, Krum dan Ellie berfikir keras.
“Julia, aku takut” Andymenggoyang-goyangkan lengan Julia.
Julia tidak tau apa yang akan dilakukannya. dia hanya dapat menenangkan adiknya dan suasana mengerikan ini.
“tenang saja Andy, aku akan berusaha membawa kita keluar dari sini” Julia mengelus kepala Andy.
“ada dua jalan keluar untuk masalah ini..” semua menatap Krum.
“ya, tentu saja. tapi..” Krum tampak tidak yakin dengan kalimatnya.
“ayo katakan saja!” Andy menatap Krum lekat-lekat.
“baiklah, cara pertamanya adalah..” krum mengambil nafas dalam.
“menghancurkan pintu itu” Krum melanjutkan.
“kau gila? bagaimana cara kami pulang nanti!” Andy mengerutkan keningnya.
“setidaknya Mozart dan anak buahnya tidak masuk ke dunia manusia! mereka bisa saja merusak dunia kalian!” nada Krum sedikit membentak.
keadaan sunyi sejenak.
“masih ada cara ke dua kan Krum?” Julia berusaha menenangkan.
“ya,ada. tapi aku tidak yakin dengan cara yang ke dua ini” Krum menundukkan kepalanya.
“sudahlah Krum, tidak apa”Julia tersenyum manis.
“baiklah, cara ke duanya adalah mengambil kembali batu kristal itu dari para tikus anak buah Mozart” saat mengatakannya Krum terlihat serius.
“tapi itu sangat berbahaya, karena para tikus selalu mengawasi daerahnya” Ellie melanjutkan kalimat Krum...
“jika itu jalan satu-satunya selain menghancurkan pintu itu..” Andy menengok ke Julia.
“kami akan melakukannya!” kata Julia dan Andy bersamaan.
“tapi ini ide gila! aku hanya makhluk setinggi 90cm. kau tidak sungguh percaya kan”
“kami percaya Krum! dan itu adalah ide bagus!” Andy tampak sangat yakin.
“tapi, itu sangat berbahaya! kalian tidak bisa..” belum selesai mengatakannya Julia menyelak Ellie.
“kami pasti bisa jika kami percaya” semangat Julia membara.
Krum dan Ellie menatap dua manusia itu kagum.
“baiklah jika kalian tetap bersikeras, sebelumnya kita harus bicarakan ini kepada penduduk suku edora” Krum mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
“kalian pasti butuh perbekalan untuk pergi” kata Ellie.
“ya kami sangat membutuhkan itu” Julia mengangguk.
“ayo! hari sudah mulai gelap. hutan akan menjadi berbahaya” Krum memiringkan kepalanya cepat, memberi isyarat pergi.
Krum memimpin jalan menuju gua. Julia,Andy, dan Ellie mengikuti dari belakang.
akhirnya mereka sampai juga....
“kami akan melakukannya!” kata Julia dan Andy bersamaan.
“tapi ini ide gila! aku hanya makhluk setinggi 90cm. kau tidak sungguh percaya kan”
“kami percaya Krum! dan itu adalah ide bagus!” Andy tampak sangat yakin.
“tapi, itu sangat berbahaya! kalian tidak bisa..” belum selesai mengatakannya Julia menyelak Ellie.
“kami pasti bisa jika kami percaya” semangat Julia membara.
Krum dan Ellie menatap dua manusia itu kagum.
“baiklah jika kalian tetap bersikeras, sebelumnya kita harus bicarakan ini kepada penduduk suku edora” Krum mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
“kalian pasti butuh perbekalan untuk pergi” kata Ellie.
“ya kami sangat membutuhkan itu” Julia mengangguk.
“ayo! hari sudah mulai gelap. hutan akan menjadi berbahaya” Krum memiringkan kepalanya cepat, memberi isyarat pergi.
Krum memimpin jalan menuju gua. Julia,Andy, dan Ellie mengikuti dari belakang.
akhirnya mereka sampai juga....
TO BE CONTINUED ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar